Distributed Denial of Service atau yang lebih dikenal dengan DDoS adalah sebuah kejahatan siber yang menitik beratkan serangannya pada trafik internet.
Serangan ini cukup sering terjadi dan menyerang secara tiba-tiba, baik situs perusahaan besar maupun situs-situs biasa.
Maka dari itu, pengetahuan terkait DDoS penting untuk Anda pahami, karena siapa tahu suatu saat giliran situs Anda yang menjadi target serangan.
Untuk penjelasan lengkapnya, langsung saja simak artikel dibawah ini!
Apa itu DDos?
DDoS adalah sebuah serangan siber yang dilakukan dengan cara mengganggu trafik server menggunakan trafik palsu dalam jumlah yang sangat besar.
Trafik palsu digunakan untuk membanjiri jaringan agar server tidak dapat mengakomodasi lalu lintas yang seharusnya.
Dampaknya, server akan mengalami error request, halt, kegagalan sistem, down, dan lain sebagainya sehingga layanan websitenya terhenti.
Jika diilustrasikan dengan sederhana, DDoS attack bagaikan jalan raya yang tiba-tiba macet karena sabotase iring-iringan mobil ilegal dalam jumlah yang sangat banyak.
Mobil-mobil ilegal tersebut sengaja membanjiri jalan raya agar terjadi kemacetan parah, sehingga mobil-mobil resmi yang berkepentingan tidak dapat mencapai tempat tujuan.
Sasaran serangan DDoS umumnya adalah website, aplikasi, juga layanan online.
Tujuannya simpel, yaitu untuk membuat suatu website, aplikasi, atau layanan online tidak dapat dioperasikan alias down.

Walaupun serangan DDoS umumnya hanya bertahan dalam waktu beberapa menit, namun efeknya dapat bertahan selama beberapa hari bahkan hingga berbulan-bulan. Apalagi bagi website yang digunakan untuk menjalankan suatu organisasi atau bisnis.
Bagi website suatu organisasi atau bisnis, DDoS attack sangat mungkin berujung pada terkikisnya kepercayaan pelanggan, membuat pemilik bisnis harus mengeluarkan biaya untuk kompensasi, hingga kerusakan reputasi jangka panjang.
DDoS sendiri bukanlah hal yang baru di dunia internet. Ia termasuk dalam salah satu jenis serangan siber tertua dan terkenal paling advanced juga dinamis.
DDoS pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 untuk menyerang Panix, sebuah ISP (Internet Service Provider) tertua di New York.
Saat itu sistem komputer Panix dibanjiri dengan SYN Flood. Penyerang mengirim banyak synchronization request pada mesin Panix dengan tujuan mengkonsumsi sumber daya dari server.
Saat itu, Panix membutuhkan waktu sekitar 36 jam untuk dapat menangani serangan DDoS dan beberapa hari untuk mengembalikan layanan.
Kemudian pada bulan Februari tahun 2000, DDoS memasuki era yang lebih canggih. Kemajuan taktik, teknik, dan prosedur pada DDoS versi pro ini dikembangkan oleh seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun asal Kanada bernama Michael Cace.
Ia menggunakan nama online “Mafiaboy” dan berhasil menyerang Amazon, eBay, Yahoo!, Dell, CNN, dan FIFA.
Lalu, pada tahun 2018, terjadi DDoS attack dengan catatan waktu terlama yang pernah terjadi yaitu 329 jam atau hampir 2 pekan lamanya.
Hingga saat ini, ketika Anda mendengar ada website yang diserang oleh hacker, umumnya server website telah menjadi korban dari DDoS.
Komentar